Kamis, 07 Januari 2010

Fenomena Bunuh Diri di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi ,dimana daya beli masyarakat mulai tumbuh, industri yang berkembang serta pemukiman diperkotaan yang semakin pesat, banyak menimbulkan dinamika kehidupan apakah itu berdampak positif atau pun berdampak negatif bagi perkembangan peradaban umat manusia.
Pembangunan infrastruktur harus diimbangi dengan pembangunan sumber daya manusia, pembangunan sumber daya manusia meliputi asfek kognitif, afektif dan psikomotor, ketiga asfek inilah yang menjadikan pembangunan yang diharapkan sesuai dengan visi dan misi dapat dipertahankan. Apabila pembangunan sumber daya manusia tidak diimbangi dengan ketiga asfek tersebut di atas atau salah satu komponen itu ada yang tidak terikat maka akan muncul konflik di dalamnya, misalnya pembangunan sumber daya manusia pada bidang afektif kurang maka ada kecenderungan manusia tersebut mempunyai peradaban yang rendah misalnya banyaknya tindakan kriminal atau tindakan yang bertentangan dengan norma agama dan norma sosial.
Fenomena maraknya kasus bunuh diri di indonesia akhir – akhir ini terutama di kota – kota besar merupakan salah satu bentuk bahwa perlunya kesiapan mental manusia dalam menghadapi kehidupan ini, penanaman sisi kognitif, afektif dan psikomotor harus ditanamkan secara bersamaan. Kasus bunuh diri di Indonesia terutama di kota kota besar mempunyai berbagai motif yang dilakukan oleh mereka.
menurut Dhurkheim bunuh diri adalah gejala sosial yang kaitannya mencangkup tiga faktor yakni : predisposis psikologi tertentu, faktor keturunan dan kecenderungan menusia untuk meniru orang lain. Durkheim juga menguraikan tiga empat tpe bunuh diri di antaranya :
1. Bunuh diri egoistik : sikap seseorang yang tidak terintegrasi denga kelompoknya yaitu keluarga, teman- teman, kumpulan agama dan sebagainya
2. bunuh diri altruistik : terjadi karena sangat kuatnya integrasi dalam kelompoknya.
3. bunuh diri Anomi : rerjadi dimana seseorang kekaburan norma. dimana seseorang kehilangan cita- cita, tujuan, dan norma dalam hidupnya.
4. bunuh diri Fatalistik : terjadi karena seseorang tersebut mengalami keadaan terbelenggu, dan putus asa yang terlalu lama seperti seseorang yang masa depannya sudah tertutup dan nafsu yang tertahan oleh disiplin yang menindas.
informasi yang kita dapatkan terutama dari berbagai narasumber keluarga yang bunuh diri yaitu adanya keberagaman motif seperti masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah pekerjaan, masalah interaksi sosial dan sebagainya. Motif yang digunakan oleh mereka dalam bunuh diri yang beragam pada dasarnya adalah motif semu saja, yang jelas pada dasarnya kadar keimanan yang rendah menyebabkan mereka melakukan itu.
Dari beberapa kasus bunuh diri yang ada di Indoesia kita lihat di media elektronik beberapa bulan lalu, mereka ketika bunuh diri memilih tempat – tempat yang dimungkinkan dapat diketahui oleh orang banyak seolah – olah mereka menginginkan sensasi, misalnya ada yang di mall, di pasar dan sebagainya. hal tersebut mengundang perhatian masyarakat yang berdampak negatif khususnya anak- anak.sebagai mana yang dikemukakan durkheim salah satu faktor terjadinya bunuh diri yakni adanya kecenderungan manusia untuk meniru orang lain. salah satunya telah di beritakan adanya pancobaan bunuh diri di atas towwer yang dilakukan oleh seorang anak karana mengaku tidak di belikan sepeda oleh orang tuanya kerena orangtua tersebut mengaku tidak mampu untuk membelikannya.pada akhirnya berhasil di selamatkan kerena keinginan anak tersebut di kabulkan oleh para warga sekitar.
Banyaknya kasus bunuh diri ini,perlu adanya tindak lanjut untuk meminimalisir hal tersebut baik dari masyarakat maupun dari pemerintah. semua pihak juga hendaknya melakukan intropeksi diri seperti ulama atau kyai, tenaga pendidik, tokoh masyarakat serta aparat pemerintah daerah, sehingga kasus bunuh diri ini dapat di minimalisir bahkan mungkin dihilangkan karena bertentangan dengan norma agama dan norma sosial.

1 komentar:

  1. bunuh diri emang udh bkn lg brt baru. tp tiap kasus bunuh diri pny mtif sndri, n t g sma dri ksus 1 dg ksus yg lain. bs sma2 paki mtif pts cnta, tp yg 1 dtinggal slingkuh n yg 1 bs j pcr'y dsruh kwin pksa. da yg sama2 paki mtif eko, tp yg 1 g dpt2 pkrjaan, yg 1 trbelit hutang. n msh bnyk lg kasus yg lain yg mempunyai motif2 yg berbeda. sprti itu...

    BalasHapus