Selasa, 05 Januari 2010

Kurangnya sosialisasi dari KPU mengenai tata tertib Pemilwa

Kurangnya sosialisasi dari KPU mengenai tata tertib Pemilwa

HIMA merupakan salahsatu organisasi yang berada pada tingkat jurusan, organisasi ini dikelola oleh beberapa perwakilan kelas dari masing- masing jurusan. Sedangkan semua anggota Hima terdiri dari semua mahasiswa jurusan masing- masing. Hima merupakan fasilitator bagi semua mahasiswa jurusan yang mempunyai kemampuan dan kreatifitas yang ingin dikembangkan. Dalam menjalankan aktivitasnya Hima mempunyai beberapa program kerja yang melibatkan mahasiswa jurusan tersebut, termasuk di dalamnya adalah pengurus maupun anggota yang diawasi oleh MPO yang terdiri dari beberapa orang demisioner pengurus Hima. Pengurus Hima terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris dan bendahara serta beberapa orang yang dipercaya sebagai kabid (ketua bidang) yang beranggotakan beberapa orang pada kabid tersebut.

Masa jabatan dari kepengurusan Hima adalah satu tahun, yang nantinya akan di gantikan oleh mahasiswa baru dari masing-masing jurusan. Semua mahasiswa jurusan berhak untuk menjadi pengurus, dan mencalonkan diri sebagai ketua Hima dengan syarat harus mengikuti beberapa tahap penyeleksian salah satunya pernah menjadi pengurus Hima. Berbeda lagi jika ingin mencalonkan sebagai ketua BEM salah satunya pernah menjabat sebagai pengurus salah satu Ormawa.

Dalam pencalonan ketua Ormawa periode tahun 2009-2010 terjadi kontroversi tentang tata tertib sosialisasi terhadap para calon ketua Ormawa oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Salah satunya dihapus dan di larangnya sosialisasi dalam kelas dengan alasan kelas sebagai ruang belajar. Dan yang lebih parahnya lagi tata tertib tersebut sudah di tetapkan sebelun di sosialisasikan padahal untuk tahun kemaren tata tertib itu seharusnya di sosiolisasika terlebih dahulu sehingga jika ada revisi yang sekiranya memberatkan kinerja Panitia Pemungutan Umum (PPU) jurusan/prodi dan para calon ketua Ormawa. Sosialisasi dalam kelas adalah basis utama untuk memperoleh masa mahasiswa sehingga pada hari pemungutan suara mahasiswa berbondong-bondong menggunakan haknya dalam memilih calon ketua Ormawa. Perolehan masa mahasiswa sangat mempengaruhi perolehan suara para calon ketua Ormawa.

Kenyataannya pada tahun ini masa mahasiswa untuk menggunakan hak pilihnya lebih sedikit jumlahnya dibanding tahun lalu. Sehingga para calon ketua Ormawa sangat dirugikan karena banyaknya suara yang hilang dan dari seluruh calon pemilih yang menggunakan hak pilihnya tidak lebih dari 50% bahkan kurang. Hal ini dijumpai di prodi pendidikan Sosiologi. Mungkin di jurusan yang lain juga mengalami hal demikian walaupun tidak sedrastis di prodi pendidikan Sosiologi. Akan tetapi, lebih baik penetapan tata tertib tentang sosialisasi Pemilwa, pencalonan ketua Ormawa serta kampanye ditetapkan setelah disosialisasikan, sehingga jika terjadi bab-bab yang tidak sesuai dengan ranah masing-masing fakultas, maka dapat drevisi kembali. Ll

2 komentar:

  1. ..bagaimana jika dalam hal partisipasi pemilihan ketua hima saja kurang adanya antusiasme dari mahasiswa yang bersangkutan?
    termasuk dalam hal kegagalan sosialisasi tersebut.
    banyak sekali faktor yang mempengaruhi sikap banyak mahasiswa yang cenderung "ngga mau tau" dengan organisasinya sendiri..
    yah tentu ada banyak alasan..
    selanjutnya misalkan ini dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan "kurangnya sdm organisasi"
    hmm lalu bagaimana nasib ke depan hima kita?

    :)

    BalasHapus
  2. ya kita sebagai kakak tingkat yang sudah lebih berpengalaman daripada mereka, ya sudah sepantasnya kita membimbing dan mengarahkan mereka agar mempunyai kesadaran dalam berorganisasi. ya lewat pendekatan internal ja . . .

    BalasHapus